Berebut Meraih Seonggok Nafas Kehidupan


Kehidupan merajalela penuh sesak bermunculan orang, baik yang pergi maupun yang datang. Anak-anak, remaja, orang tua sampai yang tua renta bergejolak mengais, beradu nasib di setiap helaan nafas tiap detiknya. Kotak dunia yang berumuskan sisi kali sisi berhimpitan, tidak bisakah persegi panjang dunia yang berumuskan panjang kali lebar cicilan helaan nafas untuk semua orang dalam kehidupan. Makhluk hidup seperti manusia berdampingan dengan tanaman, hewan, dan alam. Tanaman yang hijau seakan coklat bahkan hitam pekat menjadi tumpukan sampah organik yang tidak berguna bagi kehidupan. Hewan-hewan yag berlarian sibuk dengan kegiatan kehewanannya. Alam yang muncul diciptakan oleh Sang Pencipta yang Maha Kuasa untuk kehidupan ini.
            Dimanakah penghuni yang bertanggung atas semua yang terjadi? Apakah semua hanya untuk figuran sehingga tidak ada yang bersedia merawat itu semua. Tidak adakah yang sedikit saja menoleh ke arah itu semua. Hanya hak sajakah yang diramaikan oleh semuanya. Dimanakah kewajiban dari semuanya, hilang ingatan kah mereka? Sampai melupakan semuanya sehingga tidak melirik sedikit pun. Sungguh egois semuanya tidak mempedulikan aku (tanaman) yang dulunya aku hijau hingga sekarang coklat bahkan hitam pekat dibuang begitu saja. Buat apa aku (tanaman) hidup jika aku diabaikan begitu saja oleh penghuni. Hanya pemanfaatan belaka saja tanpa ada perawatan yang berarti.
            Semua seakan bertolak belakang dalam kehidupan ini. Penuh sesak dengan himpitan yang sesak menyiksa dan mengorbankan semuanya dalam kehidupan seakan tidak ada belas kasihan untuk kita meraih lingkungan yang sehat dan tidak berhimpitan bahkan sesak sampai sampai dan sampai. Setidaknya lingkungan ini sudah tercemar dan janganlah kalian mencemari lingkungan ini lagi. Kita hidup di dunia ini bernafas di lingkungan ini dan beradaptasi dengan semua isi nya maka dari itu marilah kita mencoba untuk menjaga lingkungan kita supaya tetap dalam keadaan yang nyaman.

0 komentar:

Posting Komentar