Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2 komentar

Sejarah Perekonomian Kepulauan Bangka Belitung
Perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 ditopang oleh sektor primer dan sektor sekunder. Sektor primer meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor primer ini mempunyai kontribusi cukup besar masing-masing sebesar 18,67 persen dan 20,40 persen.
Sedangkan pada sektor sekunder yaitu sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang cukup besar pada PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 22,51 persen dan untuk sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor bangunan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 0,65 persen dan 5,87 persen. Untuk sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai kontribusi sebesar 34,81 persen.
Dilihat dari sisi penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga. Pada tahun 2007 besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 9.015.057 juta rupiah atau sekitar 50,38 persen dari total PDRB. Selain itu kegiatan perdagangan luar negeri juga mempunyai kontribusi yang cukup besar, untuk ekspor senilai 8.741.217 juta rupiah atau 48,84 persen dan untuk impor senilai 5.284.414 juta rupiah atau 29.53 persen dari total PDRB.


Pendapatan Asli Daerah
          Pendapatan asli daerah kepulauan bangka belitung terletak pada hasil industri kota tersebut. Adapun industri-industri tersebut adalah industri perikanan, perkebunan, hasil laut. Industri kerajinan yang diusahakan penduduk adalah kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah, gelang/cincin/tongkat dari akar bahar, anyaman kopiah/peci resam dan sebagaimya. Sedangkan industri kerajinan yang berupa makanan/penganan berupa terasi, rusip, getas/kerupuk, siput gonggong dan lain-lain.
          Selain itu ekspor dan impor kepulauan bangka belitung juga menambah pendapatan asli daerah provinsi tersut. Neraca perdagangan ekspor dan impor kepulauan bangka belitung pada tahun 2007 terjadi peningkatan nilai surplus dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2007, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan migas sebesar 17.895.017 juta rupiah, sedangkan PDRB tanpa migas sebesar 17.369.399 juta. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2006 PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas adalah 15.920.529 juta rupiah dan PDRB tanpa migas sebesar 15.299.647 juta rupiah. Demikian juga, PDRB atas dasar harga konstan 2000 baik dengan migas maupun tanpa migas pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan.

Hambatan Pembangunan Kepulauan Bangka Belitung
          Sudah sejak lama kepulauan Babel hidup masyarakatnya ketergantung kepada pemasukan beras dan gula dari pulau Jawa yang diatur oleh Bolug, padahal kedua pulau ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk bisa mencetak areal persawahan sendiri melalui sistem pengairan terpadu karena Babel mempunyai lahan-lahan tertentu yang cukup subur didukung pula oleh adanya sungai-sungai besar yang mengalir sepanjang tahun tanpa terhenti dan terbuang sia-sia kelaut, masyarakat setempat ada yang memanfatkan lahan subur tersebut secara sporadis bertanam padi (padi nunggal) dengan sistem tadah hujan dan hasilnya cukup baik, potensi ini rupanya tidak dilirik oleh Pemda setempat untuk difasilitasi dan dikembangkan karena kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga anggaran yang ada hanya habis untuk mendanai hal-hal yang sifatnya rutinitas yang pada akhirnya dua kepulauan ini sulit untuk berkembang secara mandiri (swasembada pangan), kepulauan Babel dikatakan sebagai propinsi baru yang penghasilan PAD nya tergolong kecil, salah satu faktor penyebabnya adalah mungkin disebabkan oleh kurang terarahnya prioritas pembangunan yang dilaksanakan untuk mempercepat peningkatan PAD tersebut.
          Ditinjau dari segi penghasilan lainnya, Babel mempunyai potensi pula untuk bisa menghasilkan air minum mineral dari air gunung yang melimpah, hasil laut berupa rupa-rupa ikan, sotong dan cumi-cumi, ubur-ubur, kima, ikan fillet dan kepiting kupas/isi, haisom dan lain-lain termasuk rumput laut serta potensi ikan tambak air sungai dan rawa-rawa maupun air payau serta air laut yang berada di kepulauan-kepulauan kecil yang bisa dibuat pertambakan seperti ikan kerapu bintang, kerapu, burung, ikan kakap putih, udang dan kepiting dan lain-lain yang harganya mahal dan berkualitas eksport, namun pada kenyataannya benar-benar belum dimanfaatkan secara maksimal.









Produk Unggulan Kepulauan Bangka Belitung
          Produk unggulan dari kepulauan ini terletak pada sektor perindustriannya yaitu, indutri yang mengolah hasil agro industri, perikanan, perkebunan dan hasil laut. Industri kerajinan yang diusahakan penduduk adalah kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah, gelang/cincin/tongkat dari akar bahar, anyaman kopiah/peci resam dan sebagainya. Sedangkan industri kerajinan yang berupa makanan/penganan berupa terasi, rusip, getas/kerupuk, siput gonggong dan lain-lain.
          Tidak hanya industri, keadaan alam kepulauan bangka belitung mendukung adanya produk unggulan.


Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Daerah
          Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kepulauan bangka belitung:
1.  Fauna
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysiadaripada dengan daerah Sumatera. Beberapa jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet, Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Kancil, Musang , Elang, Ayam Hutan, Pelanduk, berjenis-jenis Ular dan Biawak. Dari fauna-fauna tersebut, kepulauan bangka belitung menjadi lebih dikenal oleh seluruh masyarakat.
2.  Flora
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh bermacam-macam jenis kayu berkualitas yang diperdagangkan ke luar daerah seperti: Kayu Meranti, Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan Kerengas. Tanaman hutan lainnya adalah: Kapuk, Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-lain. Hasil hutan lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam dan rotan. Madu Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan madu pahit.
3.  Hidrologi
Daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan oleh perairan laut dan pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan perairan Bangka Belitung merupakan satu kesatuan dari bagian dataran Sunda, sehingga perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda (Sunda Shelf) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter.
Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka Belitung mempunyai dua jenis perairan, yaitu perairan terbuka dan perairan semi tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di sebelah utara, timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka.
Di samping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai banyak sungai seperti : sungai Baturusa,sungai Buluhsungai Kotawaringinsungai Kampasungai Layang,sungai Manise dan sungai Kurau.
4.  Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kepulauan Bangka Belitung usia 15 tahun ke atas atau yang termasuk Penduduk Usia Kerja (PUK) pada tahun 2007 sebanyak 766.428 jiwa atau 69,25 persen dari total penduduk. Sebesar 66,28 persen dari PUK termasuk dalam penduduk angkatan kerja (bekerja dan/atau mencari kerja) dan sisanya 33.72 persen adalah penduduk bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya).
Tingkat partisipasi angkatan kerja Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007 sebesar 66,28 persen artinya sebesar 66 persen penduduk usia kerja aktif secara ekonomi. Adapun tingkat pengangguran terbuka untuk Kepulauan Bangka Belitung tahun yang sama sebesar 6,49 persen, artinya dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja, secara rata-rata 5-6 orang diantaranya pencari kerja. Penduduk usia kerja yang bekerja apabila dilihat dari sektor lapangan pekerjaan tampak bahwa sebesar 34,4 persen penduduk usia kerja yang bekerja terserap di sektor pertanian, 20,9 persen terserap sektor pertambangan dan sektor perdagangan menyerap 18,7 persen.


Gubernur

Eko Maulana Ali (Gubernur Kep. Bangka Belitung)

sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan Bangka Belitung