Standar
Akuntansi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Potensi Akuntansi Negara Malaysia
Standar
Akuntansi Malaysia dan Faktor Yang Mempengaruhi Potensi Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu
cabang ilmu ekonomi yang menjadi penggerak ekonomi dalam masyarakat. Akuntansi
menyediakan informasi melalui beberapa proses seperti pengukuran, pengungkapan
dan pemeriksaaan yang berkenaan dengan aktivitas ekonomi yang dapat
menghasilkan informasi secara andal. Akuntansi sudah dikenal secara
internasional hingga beberapa negara memiliki peraturan sendiri untuk mengatur
perlakuan akuntansi itu menjadi sistem yang sah dimata dunia dan agar tidak ada
penyimpangan.
Pemahaman
terhadap dimensi internasional tersebut merupakan suatu yang penting bagi
mereka yang ingin mengelola usaha dengan melintasi batas-batas negara. tidak
adanya sekat antarnegara membuat kemudahan bagi pengelola bisnis, selain itu
kebergantungan pemasok internasional yang menuntut untuk menekan biaya produksi
dan berupaya untuk selali bersaing secara global.
Penerapan International Financial
Reporting Standard (IFRS) di Malaysia
Financial Reporting Foundation (FRF)
dan Malaysian Accounting Standards Board (MASB) pada tahun 2008 telah
mengumumkan pernyataan tentang rencana mereka untuk membawa Malaysia untuk
konvergensi penuh dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) pada
1 Januari 2012.
Malaysian Accounting Standards Board
(MASB) telah memasukkan ketentuan standar internasional ke dalam standar lokal
akuntansi di Malaysia, dan MASB yakin bahwa dengan sepenuhnya mengadopsi IFRS,
modal Malaysia dan keuangan pasar akan lebih meningkat. Kepatuhan dengan IFRS,
yang digunakan oleh lebih dari seratus negara di seluruh dunia, akan
memfasilitasi komparatif dan meningkatkan transparansi, kemudahan komunikasi,
melintasi perbatasan listing, mendorong arus modal.
Malaysia secara bertahap
menyesuaikan diri dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
merupakan satu set standar yang benar-benar kuat. Untuk memfasilitasi perubahan
bertahap ke IFRS, tanggal efektif untuk menerapkan FRS 139 Financial
Instruments: Pengakuan dan Pengukuran (setara Malaysia dari IAS 39) akan
menjadi 1 Januari 2010. Pada 2012, semua standar akuntansi yang berlaku
disetujui perusahaan publik, anak perusahaan mereka, dan entitas publik
akuntabel lain akan bertemu dengan IFRS sepenuhnya. Entitas Swasta di Malaysia
yang sedang menerapkan Malaysia's Private Badan Standar Pelaporan akan
diijinkan untuk terus melakukannya. Perusahaan rokok-Malaysia yang terdaftar di
Bursa Efek Malaysia sekarang telah diijinkan untuk menggunakan IFRS, dan
perusahaan tersebut melakukan penerapan IFRS.
Dengan menerapkan FRS 139 tahun
2010, dan lebih lanjut 2 tahun untuk mengadopsi standar yang tersisa, 2012
dipertimbangkan sebagai tanggal yang tepat untuk konvergensi. MASB berharap
bahwa dengan pemberitahuan lebih dahulu, perusahaan akan memiliki cukup waktu
untuk mempersiapkan diri dalam melakukan perubahan.
Selain itu Malaysia juga mengajukan
untuk mengadopsi IFRS pada UKM, Dewan standar akuntansi Malaysia (MASB) telah
mengeluarkan eksposur draft (ED 72 Standar Pelaporan Keuangan Kecil dan
ukuran-Menengah Entitas) yang identik dengan IFRS untuk UKM. Tujuan MASB dalam
mengadopsi IFRS untuk UKM adalah: Menyediakan perbaikan komparatif untuk
pengguna akun, meningkatkan kepercayaan menyeluruh pada akun UKM, mengurangi
biaya yang signifikan yang terlibat untuk mempertahankan standar secara
nasional, menyediakan platform untuk pertumbuhan bisnis yang sedang
mempersiapkan diri untuk memasuki pasar modal publik, di mana penerapan penuh
FRS Malaysia (segera akan sepenuhnya menyatu dengan IFRS) diperlukan.
Bisnis beroperasi di lingkungan yang
semakin global. Oleh karena itu, langkah ini akan membantu untuk memberikan
perusahaan-perusahaan Malaysia dan pasar modalnya mendapat pengakuan.
Malaysia bertumbuh pesat selama 30 tahun terakhir. Juga
tingkatkemiskinan Malaysia berkurang, serta ketimpangan penghasilan menurun.
Prospek tahun-tahun mendatang adalah baik. Seperti contohIndonesia, sistem
hukum Malaysia berasal dari Inggris. Dapat diduga bahwa sistem akuntansinya
juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para investor. The
Malaysian Institute of Accountans (MIA) didirikan pada tahun 1967 sebagai
otoritas regulastori profesi akuntansi. Tetapi, Malaysia merenstruksi sistem
akuntansinya pada tahun 1997 dengan finansial Reporting Act, yang
menciptakan Financial Reporting Foundation (FRF) dan Malaysian
Accounting Standard Board (MASB). FRF mengawasi pekerjaan MASB tetapi tidak
terlibat dalam proses penetapan standar. MASB merupakan sebuah badan independen
yang dibentuk untuk mengembangkan dan menerbitkan standar-standar akuntansi di
Malaysia. Rerangka baru ini menciptakan sebuah proses penetapan standar yang
independen yang mewakili semua pihak yang relevan, termasuk penyusuns, pemakai,
regullator, dan akuntan.
MASB merupakan pendukung kuat
konvergensi international dan karena itu telah mengadopsi 26 dari 32 standar
dari IFRS yang sesuai sebelum dilakukan revisi oleh IASB pada tahun 2003 dan
2004. Karena kebijakannya konversi dengan IFRS, MASB bekerja untuk secara ketat
mempertahankan kata demi kata standar-standar IFRS asli. Setiap perubahan hanya
dibuat untuk mengubah prinsip-prinsip yang mendasari standar asli. Dengan
demikian MASB bertindak untuk melestarikan struktur dan standar alsi dan dengan
jelas menyatakan nya dalam setiap tambahan.
Perusahaan yang terdaftar di
Malaysia diwajibkan untuk menyiapkan laporan keuangan wajib sesuai dengan
standar akuntansi yang disetujui diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Malaysia (MASB). Perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham di Malaysia
dapat mempersiapkan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi tertentu
yang diakui secara internasional seperti SAK. MASB memiliki dua set standar
akuntansi disetujui, yaitu:
-
MASB
Disetujui Standar Akuntansi Entitas Selain Entitas Swasta - Standar Pelaporan
Keuangan (FRSs); dan
-
MASB
Disetujui Standar Akuntansi Entitas Swasta - Badan Standar Pelaporan Swasta
(PERSs).
Pada tanggal 1 Agustus 2008, Yayasan
Pelaporan Keuangan, yang mengawasi operasi MASB, dan MASB mengeluarkan
pernyataan tentang rencana mereka untuk konvergensi penuh dari FRSs dengan SAK
yang dikeluarkan oleh IASB 1 Januari 2012. Staf MASB telah mengeluarkan
kalender usulan yang menyediakan waktu adopsi sementara dari SAK yang
diterbitkan oleh IASB pada 19 Juni 2009. entitas Swasta yang menerapkan PERSs akan
terus melakukannya sampai waktu seperti ini, MASB memutuskan sebaliknya.
Faktor
Yang Mempengaruhi Potensi Akuntansi
Beberapa karakteristik
era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasional:
-
Bisnis internasional
-
Hilangnya batasan-batasan antar Negara
era global sering sulit untuk mengidentifikasi Negara asal suatu produk atau
perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
-
Ketergantungan pada perdagangan
internasional
Selain itu ada delapan
faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu:
1. Sumber Pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar
ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen
menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor
menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system
berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi
memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang
konservatif.
2. Sistem Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi
dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus).
Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap
yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan
dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum
berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh
kasus dalam kode yang lengkap.
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan
pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan
dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka
akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan
penerapan prinsip akuntansi tertentu.
4. Ikatan Politik dan
Ekonomi
Faktor
Politik & Ekonomi sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional
karena kebijakan pemerintah dan keadaan ekonomi saat itu di suatu negara dapat
membuat akuntansi sulit berkembang.
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi
terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi)
suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan
Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis
transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan
manakah yang paling utama
7. Tingkat Pendidikan
Standard praktik akuntansi yang
sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan.
Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika
dibaca oleh pihak yang berkompeten
8. Budaya
Empat dimensi budaya nasional,
menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian,maskulinitas. Perkembangan
Akuntansi Internasional sudah seharusnya diikuti oleh kemampuan individu yang
bergerak dalam bidang akuntansi untuk ikut andil memajukan akuntansi. Akuntansi
Internasional merupakan penghubung antarnegara. Delapan faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional harus dipahami dengan baik
agar tercipta harmonisasi antarnegara yang bertransaksi, di Indonesia sendiri
perkembangan akuntansi internasional sangat pesat, karena telah diiringi oleh
hubungan antar negara lain yang semakin kuat.
Sumber:
http://harnityastuti.blogspot.com/2011/04/akuntansi-komparatif.htmlDisusun Oleh:
1.
Dewi Rahmiati
2.
Firda Oktariyana
3.
Nur Asmilia
4.
Prastian Bayang Januar
5.
Rizka Amalia Nurhilal
0 komentar:
Posting Komentar