BAB 1 PENGERTIAN MANAJEMEN
Dalam mendefinisikan pengertian manajemen, pada umumnya pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektifitas manusia
3. Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art)
Dalam pengartian manajemen tersebut kita dapat melihat beberapa pendapat tentang pengertian manajemen tersebut.
1. Manajemen sebagai suatu proses yaitu bagaimana cara orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Beberapa pendapat tentang pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut:
i) Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksana suatu tujuan tertentu dilaksanakan atau diawasi.
ii) Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai sutu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai suatu tujuan.
iii) Georgy R Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
2. Manajemen sebagai suatu kolektifitas manusia yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Yang disebut dengan manajemen yaitu kolektifitas atau kumpulan orang-orang yang bergabung dalam suatu oragnisasi manajemen sedangkan yang disebut dengan manajer yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya suatu aktifitas manajemen.
3. Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa di pisahkan. Manajemen sebagia suatu ilmu pengetahuan karena telah dipelajari sejak lama dan telah diorganisasikan dalam teori. Sedangkan manajemen sebagai suatu seni dapat dikatakan bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, hal ini menunjukkan bagaimana cara memerintahkan pada orang lain yang mau bekerja sama. Beberapa ahli mengemukakan pengertian manajemen sebagai ilmu dan seni dapat dikatakan sebagai berikut:
i) Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the Executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R Terry.
ii) Marry Parker Follen menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Dalam manajemen modern ini semua jenis kegiatan harus di manajemeni karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang besar. Menurut Edgar H. Scheim dalam bukunya yang berjudul “Organizational Socialization and the Profession of Management” menguraikan karakteristik atau kriteria-kriteria sesuatu bisa dijadikan suatu profesi yaitu:
1. Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam situasi dan lingungan yang tujuannya mendidik menjadi seseorang yang profesional. Misalnya Akademik Pendidikan Profesi Manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan dan lain sebagainya.
2. Para profesional memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar prestasi kerja tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama dan kriteria lainnya.
3. Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.
Tingkatan Manajemen dan Manajer
Bila dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbada yaitu:
1. Manajemen Lini atau manajemen tingkat pertama, yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi, dimana seseorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain, misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik, pengawas teknik suatu bagian riset dan lain sebagainya.
2. Manajemen Menengah (Midle Manager) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan di dalam organisasi. Manager menengah mengarahkan kegiatan manager lain, juga mengarahkan kegiatan-kegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi. Contohnya kepala bagian yang membawahi kepala seksi, kepala devisi dan lain sbagainya.
3. Manajer Puncak (Top Manajer), terdiri atas kelompok yang relatif kecil, yang bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi. Mereka menetapkan kebijaksanaa operasional dan membimbing hubungan organisasi dengan lingungannya. Sebutan untuk manajemen puncak ini adalah Chief Executive officer (Direktur Utama), Presiden dan Senior Vicepresident
Menurut lingkungan kegiatan yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu Manajer Fungsional dan Manajer Umum. Manajer fungsional bertanggung jawab pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi, pemasaran, keuangan yang dipusatkan oleh kesamaan tugas sedangkan manajer umum membawahi unit yang lebih rumit, misalnya sebuah perusahaan cabang atau bagian operasinal yang independen yang bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.
Di dalam melaksanakan tugas setiap tingkatan manajer mempunyai fungsi yang berbeda, fungsi utama keahlian (skill) yaitu keahlian teknik tentang bagaimana cara mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang terdiri atas pengarahan dengan motivasi, supervisi, dan komunikasi. Fungsi yang kedua yaitu keahlian manajerial (managerial skill) atau keahlian manajerial y
Manajerial yaitu keahlian yang berkenaan tentang hal penetapan tujuan perencanaan, pengoraganisasian, penyusunan personalia dan pengawasan.
Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen pada hakekatnya dikombinasikan menjadi 10 fungsu yaitu:
1. Forecasting (ramalan) yaitu kegiatan meramalkan, memproyeksikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi bila sesuatu di kerjakan.
2. Planning (perencanaan) yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
3. Organizing (organisasi) yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya.
4. Staffing atau Assembling Resources (penyusunan personalia) yaitu penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru, latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memeberi daya guna maksimal pada organisasi.
5. Directing atau Commanding (pengarahan atau mengkomando) yaitu usaha memberi bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan (delegasi wewenang) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6. Leading yaitu pekerjaan manajer untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
7. Coordinating (koordinasi) yaitu menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak menjadi kekacauan dan saling lempar tanggung jawab dengan jalan menghubungkan, menyatu peduakan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan.
8. Motivating (motivasi) yaitu pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela.
9. Controlling (pengawasan) yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
10. Reporting (pelaporan) yaiu penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan.
Dari sekian fungsi tersebut, fungsi manajemen yang paling penting yaitu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan. Fungsi tersebut masuk ke dalam klasifikasi fungsi perusahaan sedangkan fungsi kanajer di luar perusahaan yaitu:
1. Mewakili perusahaan di bidang pengadilan
2. Ambil bagian sebagai warga negara biasa
3. Mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat.
bab 2 perkembangan teori manajemen
Sampai pada saat ini perkembangan teori manajemen telah berkembang secara pesat, manajemen ilimiah muncul setelah negara-negara Eropa Barat dan Amerika dilanda revolusi industri, yang terjadi pada sekitar awal abad ke 20 yaitu mulai ditinggalkannya prinsip-prinsip lama yang sudah tidak efektif dan efisien lagi.
Beberapa perkembangan teori manajemen sebagai berikut:
Teori Manajemen Klasik
Berikut ini penjelasan riwayat hidup tentang beberapa tokoh manajemen klasik seperti:
1. Robert Owen (1771 – 1858)
Seorang manajer pabrik pemintalan kapas di New York, Skotlandia pada awal tahun 1800-an. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin di adakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat oleh pemimpinnya perusahaan akan memberikan keuntungkan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.
2. Charles Babbage (1792 – 1871)
Seorang profesor dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunnya biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Pada dasarnya di arahkan dalam pembagian kerja yang mempunyai keunggulan seperti:
1. Waktu yang diperlukan untuk belajardari pengalaman yang baru.
2. Bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya yang akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja.
3. Kecakapan dan keahlian
4. Harus adanya perhatian pada pekrjaan.
Charles Babbage merupakan orang pertama yang menciptakan mesin hitung (calculator) yang dapat menguntungkan antara para pekerja dan pemilik perusahaan.
Teori Manajemen Ilmiah
Beberapa tokoh yang menjelaskan tentang teori manajemen ilmiah yaitu sebagi berikut:
1. Frederick Winslow Taylor
Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management). Dari hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yag lebih dikenal dengan nama sistem trial and error, kesimpulannya yaitu dapat diambil dari hasil penelitian bahwa perusahaan akan mendapatkan hasil yang memuaskan apabila pekerjaan yang akan dilaksanakan harus direncanakan, dan juga harus memperhatikan teknologi (mesin) maupun pelaksananya (manusia). Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management yaitu:
1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu kemudian memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.
4. Harus adakerja sama yang baik antara pimpinan dan pekerja.
2. Frank BunkerGilbreth dan Lilian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1917)
Berikut ini adalah suami istri yang berkecimpung di bidang manajemen ilmiah. Frank adalah pelopor study gerak dan waktu sedangkan Lilian Gilbreth cenderung tertarik pada aspek-aspek dalam kerja, seperti penyelesaian tenaga kerja baru, penempatan dan latihan bagi tenaga kerja baru. Bukunya yang berjudul The Phisicology of Management, menyatakan bahwa tujuan akhir dari manajemen ilmiah yaitu membantu para karyawan untuk meraih potensinya sebagai makhluk hidup.
3. Henry Laurance Gantt (1861 1919)
Beliau merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitasnya. Gagasan yang telah di cetuskan sebagai berikut:
Ø Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama
Ø Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja
Ø Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus
Ø Penggunaan intruksi kerja yang terperinci
4. Harrington Emerson (1853 1931)
Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dari hasil penelitiannya menunjukan kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan lebih berhasil bila mengetahui tujuan penggunaannya. Ada 12 prinsip efisiensi untuk mnegatasi pemborosan dan ketidak-efisienan yaitu:
1. Clearly defined ideals
2. Common sense
3. Competent causal
4. Dicipline
5. The fair deal
6. Reliable
7. Give an order, planning and scedulling
8. Scedul, standard working and time
9. Standard condition
10. Standar operation
11. Written standard practice instruction
12. Effisiensi reward
Teori Organisasi Klasik
Tokoh-tokoh yang mendalami organisasi ini yaitu:
1. Hanry Fayol (1841-1925)
Seorang industrialisasi Perancis ini mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, terdapat dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General atau General and Industrial Management yang di tulis pada tahun 1908 oleh Constance Storrs. Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip management yaitu:
ü Devision of work
ü Uathority and responsibility
ü Dicipline
ü Unity of command
ü Unity of direction
ü Subordination of individual interest to generale interest
ü Renumeration
ü Centralization
ü Scalar chain (garis wewenang)
ü Order
ü Equity
ü Stability of tonure of personel
ü Initiative
ü Esprit the corps
2. James D. Mooney
Seorang eksekutif General Motors mengartikan organisasi sebagai kelompok orang yang terdiri atas dua atau lebih orang untuk mencapai tujuan tertentu. Menurutnya ada empat unsur yang harus diperhatikan dalam organisasi yaitu koordinasi, prinsip skalar, prinsip fungsional, dan prinsip staff.
3. Mary Parker Follett (1868 1933)
Follett menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana pemikirannya pada teori klasik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan manusiawi.
4. Chaster I. Bernard (1886 1961)
Dalam bukunya The Function of The Executive (1938) mengatakan bahwa organisasi merupakan sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan yang hendak di capai. Menurut teorinya yang diberi nama teori penerimaan mengatakan bahwa seorang bawahan akan menerima perintah bila dia memahami dan mampu untuk mencapainya. Bernard adalah pelopor penggunaan pendekatan sistem.
Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Beberapa tokoh aliran hubungan manusiawi antara lain:
1. Hugo Munsterberg
Merupaka pencetus psikologi industri yang di kenal sebagai Bapak Psikologi Industri dengan bukunya yang berjudul Psikology and Industrial Efficiensy menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan tiga cara pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan ketiga penggunaan best possible effect.
2. Elton mayo (1880 1949)
Yang dikenal dengan percobaan Howthorne dimana hubungan manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi juga akan buruk.
Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
Di bagi menjadi dua perkembangan, pertama aliran hubungan manusiawi (perilaku organisasai) dan kedua berdasarkan pada manajemen ilimiah atau manajemen operasi.
1. Perilaku organisasi, terdapat beberapa tokoh tentang organisasi ini yaitu:
ü Douglas McGregor
ü Frederick Herzberg
ü Chris Argiris
ü Edgar Schein
ü Abhraham Maslow
ü Robert Blak dan Jane Mounton
ü Rensislikert
ü Fred Feidler
2. Prinsip dasar perilaku organisasi
ü Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat ( peranan, prosedur dan prinsip ).
ü Manajemen harus sistematis, pendekatannya haru dengan pertimbangan konservatif.
ü Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
ü Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Aliran Kuantitatif
Aliran kuantitatif ini menggunakan riset operasi yang dikenal sebagai aliran manajemen science. Langkah-langkay yang digunakan dalam manajemen science yaitu:
1. Perumusan masalah dengan jelas dan terperinci
2. Penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan
3. Penyelesaian model
4. Pengujian model atas hasil penggunaan model
5. Penetapan pengawasan atau hasil
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
Ada beberapa pendekatan mengenai teori manajemen yaitu sebagai berikut:
1. Pedekatan sistem
Pendekatan yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisah. Pendekatan sistem ini meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Sedangkan analisis sistem spesifik maliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informatika dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.
2. Pendekatan kontingensi
Pendekatan yang digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya, biasanya antara teori dan praktek berbeda maka dari itu harus memperhatikan lingkungan sekitarnya.
BAB 3 Manajemen dan lingkungan eksternal
Didalam bab ini akan dijelaskan tentang keterkaitan antara manajemen terhadap lingkungan ekstern dan tanggung jawab sosial manajer. Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atsa unsur-unsur yang berada diluar organisasi dimana unsur-unsur ini tidak dapat dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, tetapi akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu:
o Lingkungan mikro
Yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia, langganan, para pesaing, lembaga perbankan dan bukan bank.
o Lingkungan makro
Yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi politik, sosial dan lain sebagainya.
Setiap manajer dalam mengambil keputusan selalu dipengarhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal yang tergantung pada bentuk dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dan juga dipengaruhi oleh diamana seorang manajer duduk dalam posisinya. Manajer dan organisasi memberikan tanggapan terhadap lingkungan eksternal, baik melali pengaruh lingkungan yang bersifat mikro, prediksi maupun lingkungan yang bersifat makro, disamping itu juga bisa melalui perencanaa, perencanaan organisasi dan lingkungan itu sendiri.
Seorang manajer juga mempunyai tanggung jawab dalam setiap keputusan yang akan diambilnya karena dalam hal ini dapat mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dan juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan diri pada organisasi tersebut. Jadi pada intinya seorang manajer haruslah mempunyai tanggung jawab sosial yang tinggi dalam mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi di dalam pembuatan keputusan dan seorang manajer dituntut untuk mengimplementasikan etika dalam berusaha.
Bab 4 Perencanaan, tujuan dan pembuatan keputusan (palnning, goal, and decision making)
Suatu perencanaan sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi karena merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil sutu keputusan dan tindakan. Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be done. Sedang menurut A.Allen planning is the determination of a course of action to achieve a disered result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why) dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berghubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan dan pemutusan tujuan, kebijakansanaan serta program-program yang dilakukan. Perencanaan juga mempunyai unsur penting yaitu tindakan apa yang harus dikerjakan, apa sebabnya, dimana tindakan tersebut dilakukan, kapan tindakan tersebut dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana caranya. Itu semua merupakan unsur dari perencanaan.
Ada pendapat lain mengenai unsur perencanaan, dan unsur perencanaan tersebut harus mengandung unsur yaitu:
1. Tujuan: menerangkan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut
2. Politik: merupakan peraturan yang digariskan bagi tindakan organisasi yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai
3. Prosuder: urutan pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan
4. Budget: ikhtisar dari masukan yang diharapkan akan diperoleh yang dinyatakan dengan angka
5. Program: serangkaian tindakan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur dan budget.
Pendapat lain mengenai perencanaan jatuh pada Louis A. Allen yaitu:
1. Forecasting: perkiraan pekerja yang akan dilakukan oleh manajer
2. Establising objectivies: menentukana tujuan akhir yang akan dicapai dari apa yang direncanakan
3. Programming: program yang terdiri dari serangkaian tindakan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama
4. Sceduling: jadwal pekerjaan yang harus diteati tepat waktu
5. Budgeting: penyusunan anggaran
6. Developing prosedur: cara yang tepat dalam penyelenggaraan pekerjaan di dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan keseragaman pekerjaan
7. Establising dan interpreting policy: manajer harus menafsirkan kebijakan yang akan diambil agar terjamin dalam keselarasan, keseragaman kegiatan suatu tindakan yang akan dilakukan.
Rencana juga harus mempunyai sifat yang baik yaitu:
1. Pemakaina kata-kata yang sedrhana yang dapat dipahami
2. Fleksibel suatu rencana harus sesuai dengan keadaan sebenarnya
3. Stabilitas, perencanaan harus stabil dan harus ada pertimbangan
4. Ada dalam pertimabngan
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan
Setiap perencanaan harus mempunyai proses dalam suatu rencana seperti:
1. Menetapkan tugas dan tujuan
2. Observasi dan analisa
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
4. Membuat sintesa
Ada beberapa hal yang berbeda dalam membuat perencanaan yaitu:
1. Perbedaan dalam bentuk organisasi dan misi yang akan dicapai dalam mewujudkan tujuannya
2. Dalam organisasi yang sama diperlukan perencanaan yang berbeda karena perbedaan waktu pelaksanaannya
3. Setip manajer mempunyai gaya kepemimpinan sendiri-sendiri sehingga perencanaan yang diambil berbeda.
Rencna dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:
1. Rencana global (Global Plan)
Berisi tentang penentuan tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Analisa penyusunan rencana global terdiri atas:
a. Strength, yaitu kekuatan yang dimilik oleh organisasi yang bersangkutan
b. Weaknes, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan
c. Opportunity, kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
d. Treath, yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
2. Rencana strategi (Strategic Plan)
Bagian dari rencana global yang terperinci dengan menyusun rencana kerja yang akn dilakukan untuk mencapai rencana global. Dalam pencapaiannya dilakukn dengan sistem prioritas, mana yang akan dicapai terlebih dahulu.
3. Rencana operasional (Operational Plan)
Yang meliputi perencanaan dalam kegiatan-kegiatan operasional yang bersifat jangaka pendek
Tujuan Organisasi (Organitation Goal)
Tujuan disini berbeda dengan sasaran. Etzioni mengatakan bahwa tujuan organisasi merupakan keadaan yang diinginkan organissi yang dikaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai yang dinyatakan dalam suatu pernyataan. Terdapat dua unsur daripada tujuan yaitu:
1. Hasil akhir yang ingin dicapai
2. Kegiatan yang dilakukan saat ini untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk-bentuk tujuan
1. Sociental goals
2. Output goals
3. System goals
4. Product goals
5. Derived goals
Fungsi tujuan perencanaan
1. sebagai dasar dan patokan kegiatan yang ada dalam organisasi
2. sumber legitimasi dengan meningkatan kemampuan kegiatan yang dilakukan
3. sebagai standar pelaksanaan\sumber motivasi
4. sebagai dasar rasional perusahaab
sedangkan menurut Peter Drucker ada 15 unsur yang harus ada yaitu:
1. posisi pasar
2. produktifitas
3. sumber daya fisik dan keuangan
4. profitabilitas
5. inovasi
6. prestasi dan pengembangan manajer
7. prestasi dan sikap karyawan
8. tanggung jawab sosial dan publik
Bentuk-bentuk pembuatan keputusan (Decision Making)
Pembuatan keputusan merupakan bagian terpenting dari manajer yag dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan. Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam penyelesaian suatu masalah.
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang diprogram atau tidak bisa juga dibedakan antara keputusan yag dibuat di bawah kondisi kepastian, resiko dan ketidak pastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang diambil menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh: penetapan gaji, prosedur penerimaan pegawai, prosedur kenaikan jenjang karyawan. Sedangkan keputusan tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh: pengalokasian sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang modern. Dalam membuat keputusan juga harus melalui proses yaitu dnegan proses sebagai berikut:
1. pemahaman dan perumusan masalah
2. pengumpulan dan analisa data yang relevan
3. pengambangan alternatif
4. pengevaluasian terhadap alternatif yang digunakan
5. pemilihan alternatif terbaik
6. implementasi kebutuhan
7. evaluasi atau hasil keputusan