Akuntansi di Inggris berkembang sebagai cabang ilmu yang independen dan secara pragmatis menyikapi kebutuhan dan praktek usaha. Warisan akuntansi Inggris bagi dunia sangat penting. Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar juga berasal dari Inggris. Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktiva yang disebut sebagai undang-undang perusahaan. Undang-undang perusahaan disesuaikan, diperluas, dan dikonsolidasikan sepanjang tahun. Berikut 6 badan akuntansi di Inggris yang berhubungan dengan komite konsultatif badan akuntansi yang berdiri pada tahun 1970: 1. Institut Akuntan berizin resmi di Inggris dan di Wales (The Institute of Chartered Accountants in England and Wales-ICAEW) 2. Insitut Akuntan berizin resmi di Irlandia (The Institute of Chartered Accountants in Ireland-ICAI) 3. Insitut Akuntan berizin resmi di Skotlandia (The Institute of Chartered Accountants in Scotland-ICAS) 4. Asosiasi Akuntansi berizin resmi dan bersertifikat (The Association of Chartered Certified Accountants-ACCA) 5. Insitut Akuntan Manajemen berizin resmi (The Chartered Institute of Manajement Accountants-CIMA) 6. Insitut Keuangan dan Akuntansi Publik berizin resmi (The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy-CIPFA) Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup : 1. Laporan direksi, 2. Laporan laba rugi dan neraca, 3. Laporan arus kas, 4. Laporan keseluruhan laba dan rugi, 5. Laporan kebijakan akuntansi, 6. Catatan atas referensi dalam laporan keuangan, dan 7. Laporan auditor. Laporan direksi membahas kegiatan usaha yang utama, pembahasan atas operasi dan kemungkinan pengembangan, peristiwa-peristiwa penting setelah tanggal neraca, dividen yang disusulkan, nama-nama anggota dewan direksi, dan besarnya kepemilikan saham, serta kontibusi politik dan amal yang dilakukan. Inggris memperbolehkan baik metode akuisisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat sehingga hamper tidak digunakan. Berdasarkan metode akuisisi, goodwill dihitung sebagai perbedaan antara nilai wajar penyerahan yang dilakukan dan nilai wajar aktiva yang diperoleh. Karakteristik standar akuntansi pada inggris yaitu : • Regulator : CCAB (Consultative Committee of Accountancy Bodies), FRC (Financial Reporting Council), AIDB (Accountancy Investigation dan Discipline Board), POB (Professional Oversight Board) • Regulasi : Undang-Undang Perusahaan 1981 dan profesi akuntansi • Laporan keuangan : laporan direktur, akun laba dan rugi serta neraca, laporan arus kas, laporan keseluruhan laba dan rugi, laporan kebijakan akuntansi, catatan yang direferensikan dalam laporan keuangan, dan laporan auditor. Perusahaan kecil dan menengah dibebaskan dari banyaknya kewajiban laporan keuangan termasuk laporan gabungan, dan diizinkan untuk menyusun akun singkat dengan informasi minimun yang telah ditentukan sebelumnya. Sistem pemerintahan dan bentuk negara di Inggris berpengaruh terhadap standar akuntansi. Pemerintah memiliki andil dalam penyusunan undang-undang pemungutan pajak. Dengan demikian perusahaan wajib melaporkan hasil kegiatan usahanya dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai denan standar yang telah ditetapkan. 5 prinsip akuntansi sesuai UU th. 1981 adalah • Pendapatan dan beban disesuaikan dengan dasar akrual • Aset dan Kewajiban individu dalam setiap golongan asset dan kewajiban dihitung secara terpisah • Prinsip konservatisme (kehati-hatian) diterapan, khususnya dalam pengenalan penghasilan yang didapat dan semua kewajiban dan kerugian yang ditemukan. • Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten diharuskan dari tahun ke tahun. • Prinsip perusahaan yang terus berjalan bisa diterapkan untuk entitas yang seang dihitun. Enam dewan akuntansi di Kerajaan Ingris berikut ini dihubungkan melalui Consultative Committee of Accountancy Bodies (CCAB), yang dibentuk pada tahun 1970. • The Institute of Chartered Accountants In England and Wales • The Institute of Chartered Accountants In England in Ireland • The Institute of Chartered Accountants In England in Scotland • The Association of Chartered Certified Accountants • The chartered Institute on Managemant Accountants • The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy Macam-macam laporan keuangan dan cara perhitungan akuntansi Inggris Inggris memperbolehkan adanya metode akusisi dan penggabungan akuntansi untuk kombinasi bisnis. Namun syarat-syarat penggunaan metode penggabungan sangat terbatas sehingga hampir tidak pernah digunakan. Di bawah metode akusisi, goodwill dihitung sebagai selisih antara harga pasar dari uang yang dibayarkan dan harga pasar dari asset bersih yang diakusisi. Aset-aset bisa dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang, atau menggunakan gabungan keduanya. Jadi, revaluasi tanah dan bangunan diperbolehkan. Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar perhitungan yang digunakan untuk asset-aset yang mendasarinya. Pinjaman yang menggantikan risiko dan penghargaan kepemilikan kepada penyewa dikapitalisasi dan kewajiban sewa ditunjukkan sebagai utang. Biaya provisi pension dan kepetingan pengunduran diri lainnya harus dihitung secara sistematis dan rasional pada periode selama jasa pegawai ditunjukkan. Semua perusahaan inggris diizinkan untuk menggunakan IFRS alih alih GAAP Inggris yang baru saja dijelaskan, jadi inisiatif Uni Eropa pada tahun 2005 untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar diperluas untuk perusahaan – perusahaan Inggris yang tidak terdaftar juga. Sumber: http://nelvia83.blogspot.com/2013/05/standar-akuntansi-d-negara-inggris.html http://ayudwie.wordpress.com/2013/04/
Akuntansi Internasional
0 komentar
Standar
Akuntansi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Potensi Akuntansi Negara Malaysia
Standar
Akuntansi Malaysia dan Faktor Yang Mempengaruhi Potensi Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu
cabang ilmu ekonomi yang menjadi penggerak ekonomi dalam masyarakat. Akuntansi
menyediakan informasi melalui beberapa proses seperti pengukuran, pengungkapan
dan pemeriksaaan yang berkenaan dengan aktivitas ekonomi yang dapat
menghasilkan informasi secara andal. Akuntansi sudah dikenal secara
internasional hingga beberapa negara memiliki peraturan sendiri untuk mengatur
perlakuan akuntansi itu menjadi sistem yang sah dimata dunia dan agar tidak ada
penyimpangan.
Pemahaman
terhadap dimensi internasional tersebut merupakan suatu yang penting bagi
mereka yang ingin mengelola usaha dengan melintasi batas-batas negara. tidak
adanya sekat antarnegara membuat kemudahan bagi pengelola bisnis, selain itu
kebergantungan pemasok internasional yang menuntut untuk menekan biaya produksi
dan berupaya untuk selali bersaing secara global.
Penerapan International Financial
Reporting Standard (IFRS) di Malaysia
Financial Reporting Foundation (FRF)
dan Malaysian Accounting Standards Board (MASB) pada tahun 2008 telah
mengumumkan pernyataan tentang rencana mereka untuk membawa Malaysia untuk
konvergensi penuh dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) pada
1 Januari 2012.
Malaysian Accounting Standards Board
(MASB) telah memasukkan ketentuan standar internasional ke dalam standar lokal
akuntansi di Malaysia, dan MASB yakin bahwa dengan sepenuhnya mengadopsi IFRS,
modal Malaysia dan keuangan pasar akan lebih meningkat. Kepatuhan dengan IFRS,
yang digunakan oleh lebih dari seratus negara di seluruh dunia, akan
memfasilitasi komparatif dan meningkatkan transparansi, kemudahan komunikasi,
melintasi perbatasan listing, mendorong arus modal.
Malaysia secara bertahap
menyesuaikan diri dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
merupakan satu set standar yang benar-benar kuat. Untuk memfasilitasi perubahan
bertahap ke IFRS, tanggal efektif untuk menerapkan FRS 139 Financial
Instruments: Pengakuan dan Pengukuran (setara Malaysia dari IAS 39) akan
menjadi 1 Januari 2010. Pada 2012, semua standar akuntansi yang berlaku
disetujui perusahaan publik, anak perusahaan mereka, dan entitas publik
akuntabel lain akan bertemu dengan IFRS sepenuhnya. Entitas Swasta di Malaysia
yang sedang menerapkan Malaysia's Private Badan Standar Pelaporan akan
diijinkan untuk terus melakukannya. Perusahaan rokok-Malaysia yang terdaftar di
Bursa Efek Malaysia sekarang telah diijinkan untuk menggunakan IFRS, dan
perusahaan tersebut melakukan penerapan IFRS.
Dengan menerapkan FRS 139 tahun
2010, dan lebih lanjut 2 tahun untuk mengadopsi standar yang tersisa, 2012
dipertimbangkan sebagai tanggal yang tepat untuk konvergensi. MASB berharap
bahwa dengan pemberitahuan lebih dahulu, perusahaan akan memiliki cukup waktu
untuk mempersiapkan diri dalam melakukan perubahan.
Selain itu Malaysia juga mengajukan
untuk mengadopsi IFRS pada UKM, Dewan standar akuntansi Malaysia (MASB) telah
mengeluarkan eksposur draft (ED 72 Standar Pelaporan Keuangan Kecil dan
ukuran-Menengah Entitas) yang identik dengan IFRS untuk UKM. Tujuan MASB dalam
mengadopsi IFRS untuk UKM adalah: Menyediakan perbaikan komparatif untuk
pengguna akun, meningkatkan kepercayaan menyeluruh pada akun UKM, mengurangi
biaya yang signifikan yang terlibat untuk mempertahankan standar secara
nasional, menyediakan platform untuk pertumbuhan bisnis yang sedang
mempersiapkan diri untuk memasuki pasar modal publik, di mana penerapan penuh
FRS Malaysia (segera akan sepenuhnya menyatu dengan IFRS) diperlukan.
Bisnis beroperasi di lingkungan yang
semakin global. Oleh karena itu, langkah ini akan membantu untuk memberikan
perusahaan-perusahaan Malaysia dan pasar modalnya mendapat pengakuan.
Malaysia bertumbuh pesat selama 30 tahun terakhir. Juga
tingkatkemiskinan Malaysia berkurang, serta ketimpangan penghasilan menurun.
Prospek tahun-tahun mendatang adalah baik. Seperti contohIndonesia, sistem
hukum Malaysia berasal dari Inggris. Dapat diduga bahwa sistem akuntansinya
juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para investor. The
Malaysian Institute of Accountans (MIA) didirikan pada tahun 1967 sebagai
otoritas regulastori profesi akuntansi. Tetapi, Malaysia merenstruksi sistem
akuntansinya pada tahun 1997 dengan finansial Reporting Act, yang
menciptakan Financial Reporting Foundation (FRF) dan Malaysian
Accounting Standard Board (MASB). FRF mengawasi pekerjaan MASB tetapi tidak
terlibat dalam proses penetapan standar. MASB merupakan sebuah badan independen
yang dibentuk untuk mengembangkan dan menerbitkan standar-standar akuntansi di
Malaysia. Rerangka baru ini menciptakan sebuah proses penetapan standar yang
independen yang mewakili semua pihak yang relevan, termasuk penyusuns, pemakai,
regullator, dan akuntan.
MASB merupakan pendukung kuat
konvergensi international dan karena itu telah mengadopsi 26 dari 32 standar
dari IFRS yang sesuai sebelum dilakukan revisi oleh IASB pada tahun 2003 dan
2004. Karena kebijakannya konversi dengan IFRS, MASB bekerja untuk secara ketat
mempertahankan kata demi kata standar-standar IFRS asli. Setiap perubahan hanya
dibuat untuk mengubah prinsip-prinsip yang mendasari standar asli. Dengan
demikian MASB bertindak untuk melestarikan struktur dan standar alsi dan dengan
jelas menyatakan nya dalam setiap tambahan.
Perusahaan yang terdaftar di
Malaysia diwajibkan untuk menyiapkan laporan keuangan wajib sesuai dengan
standar akuntansi yang disetujui diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Malaysia (MASB). Perusahaan asing yang terdaftar di bursa saham di Malaysia
dapat mempersiapkan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi tertentu
yang diakui secara internasional seperti SAK. MASB memiliki dua set standar
akuntansi disetujui, yaitu:
-
MASB
Disetujui Standar Akuntansi Entitas Selain Entitas Swasta - Standar Pelaporan
Keuangan (FRSs); dan
-
MASB
Disetujui Standar Akuntansi Entitas Swasta - Badan Standar Pelaporan Swasta
(PERSs).
Pada tanggal 1 Agustus 2008, Yayasan
Pelaporan Keuangan, yang mengawasi operasi MASB, dan MASB mengeluarkan
pernyataan tentang rencana mereka untuk konvergensi penuh dari FRSs dengan SAK
yang dikeluarkan oleh IASB 1 Januari 2012. Staf MASB telah mengeluarkan
kalender usulan yang menyediakan waktu adopsi sementara dari SAK yang
diterbitkan oleh IASB pada 19 Juni 2009. entitas Swasta yang menerapkan PERSs akan
terus melakukannya sampai waktu seperti ini, MASB memutuskan sebaliknya.
Faktor
Yang Mempengaruhi Potensi Akuntansi
Beberapa karakteristik
era ekonomi global yang ada dalam akuntansi internasional:
-
Bisnis internasional
-
Hilangnya batasan-batasan antar Negara
era global sering sulit untuk mengidentifikasi Negara asal suatu produk atau
perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional
-
Ketergantungan pada perdagangan
internasional
Selain itu ada delapan
faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional, yaitu:
1. Sumber Pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar
ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen
menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor
menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system
berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi
memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang
konservatif.
2. Sistem Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi
dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus).
Dalam Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap
yang mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan
dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum
berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh
kasus dalam kode yang lengkap.
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan
pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus mencatat pendapatan
dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak. Ketka
akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan
penerapan prinsip akuntansi tertentu.
4. Ikatan Politik dan
Ekonomi
Faktor
Politik & Ekonomi sangat mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional
karena kebijakan pemerintah dan keadaan ekonomi saat itu di suatu negara dapat
membuat akuntansi sulit berkembang.
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi
terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi)
suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan
Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis
transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan
manakah yang paling utama
7. Tingkat Pendidikan
Standard praktik akuntansi yang
sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan.
Pengungkapan mengenai resiko efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika
dibaca oleh pihak yang berkompeten
8. Budaya
Empat dimensi budaya nasional,
menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidakpastian,maskulinitas. Perkembangan
Akuntansi Internasional sudah seharusnya diikuti oleh kemampuan individu yang
bergerak dalam bidang akuntansi untuk ikut andil memajukan akuntansi. Akuntansi
Internasional merupakan penghubung antarnegara. Delapan faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional harus dipahami dengan baik
agar tercipta harmonisasi antarnegara yang bertransaksi, di Indonesia sendiri
perkembangan akuntansi internasional sangat pesat, karena telah diiringi oleh
hubungan antar negara lain yang semakin kuat.
Sumber:
http://harnityastuti.blogspot.com/2011/04/akuntansi-komparatif.htmlDisusun Oleh:
1.
Dewi Rahmiati
2.
Firda Oktariyana
3.
Nur Asmilia
4.
Prastian Bayang Januar
5.
Rizka Amalia Nurhilal
Diposting oleh dewi blog di 05.43
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)
0 komentar
Sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UUD 1945, bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunbakan untuk
kemakmuran rakyat. Tanah sebagai bagian dari bumi merupakan karunia tuhan,
disamping itu bangunan juga memebri manfaat ekonomi bagi pemiliknya. Oleh karena
itu, bagi mereka yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan, wajar menyerahkan
sebagian nilai ekonomi yang diperolehnya kepada Negara melalui pembayaran pajak
(BPHTB).
I. Dasar Hukum
- UU No. 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas UU No. 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
- KMK Nomor : 630/KMK.04/1997 Tentang Badan atau Perwakilan Organisasi Internasional Yang Tidak Dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
II. Istilah
Penting dalam UU BPHTB
( Pasal 1 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No. 20 Tahun 2000)
( Pasal 1 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No. 20 Tahun 2000)
- Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya disebut pajak.
- Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan.
- Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan diatasnya, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
- Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.
- Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
- Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
- Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Lebih Bayar adalah surat ketetapan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah pajak yang telah dibayar lebih besar daripada pajak yang seharusnya terutang.
- Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Nihil adalah surat ketetapan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah pajak yang dibayar.
- Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Pos dan atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri dan sekaligus untuk melaporkan data perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
- Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan untuk membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Lebih Bayar, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Nihil, atau Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
- Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Lebih Bayar, atau Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Nihil yang diajukan oleh Wajib Pajak.
- Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
III. Objek Pajak
( Pasal
2 ayat (1) dan (2) UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No.20 Tahun 2000 )
Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak
atas tanah dan atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. Pemindahan Hak karena :
- Jual beli
- Tukar Menukar
- Hibah
- Hibah Wasiat, adalah suatu penetapan wasiat yang khusus mengenai pemberian hak atas tanah dan atau bangunan kepada orang pribadi atau badan hukum tertentu, yang berlaku setelah pemberi hibah wasiat meninggal dunia.
- Waris
- Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya, adalah pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan dari orang pribadi atau badan kepada Perseroan Terbatas atau badan hukum lainnya sebagai penyertaan modal pada Perseroan Terbatas atau badan hukum lainnya tersebut.
- Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan, adalah pemindahan sebagian hak bersama atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan kepada sesama pemegang hak bersama.penunjukan pembeli dalam lelang;
- Penunjukan pembeli dalam lelang, adalah penetapan pemenang lelang oleh Pejabat Lelang sebagaimana yang tercantum dalam Risalah Lelang.
- Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap, sebagai pelaksanaan dari putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, terjadi peralihan hak dari orang pribadi atau badan hukum sebagai salah satu pihak kepada pihak yang ditentukan dalam putusan hakim tersebut.
- Penggabungan usaha adalah penggabungan dari dua badan usaha atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu badan usaha dan melikuidasi badan usaha lainnya yang menggabung.
- Peleburan usaha adalah penggabungan dari dua atau lebih badan usaha dengan cara mendirikan badan usaha baru dan melikuidasi badan-badan usaha yang bergabung tersebut.
- Pemekaran usaha adalah pemisahan suatu badan usaha menjadi dua badan usaha atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian aktiva dan pasiva kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa melikuidasi badan usaha yang lama.
- Hadiah adalah suatu perbuatan hukum berupa penyerahan hak atas tanah dan atau bangunan yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan hukum kepada penerima hadiah.
b. Pemberian hak baru karena :
- Kelanjutan pelepasan hak; Yang dimaksud dengan pemberian hak baru karena kelanjutan pelepasan hak adalah pemberian hak baru kepada orang pribadi atau badan hukum dari Negara atas tanah yang berasal dari pelepasan hak.
- Diluar pelepasan hak. Yang dimaksud dengan pemberian hak baru di luar pelepasan hak adalah pemberian hak baru atas tanah kepada orang pribadi atau badan hukum dari Negara atau dari pemegang hak milik menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
IV.
Tidak
Termasuk Objek Pajak
Objek pajak
yang tidak dikenakan BPHTB adalah objek pajak yang diperoleh:
- Perwakilan diplomatik , konsulat berdasarkan atas perlakuan timbal balik.
- Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan dan untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum .
- Badan perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan keputusan menteri
- Orang pribadi atau badan konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama.
V.
Hak Atas Tanah
( Pasal 2 ayat (3) UU No. 21 Tahun 1997 jo.
UU No.20 Tahun 2000 )
Yang dimaksud hak atas tanah adalah :
- Hak milik, adalah hak turun-temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang pribadi atau badan-badan hukum tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
- Hak guna usaha, adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka waktu sebagaimana yang ditentukan oleh perundang-undangan yang berlaku.
- Hak guna bangunan, adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
- Hak pakai, adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Hak milik atas satuan rumah, adalah hak milik atas satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah. Hak milik atas satuan rumah susun meliputi juga hak atas bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.
- Hak pengelolaan, adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya, antara lain, berupa perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah, penggunaan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, penyerahan bagian-bagian dari tanah tersebut kepada pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.
VI. Tarif Pajak
( Pasal 5 UU No. 21 Tahun
1997 jo. UU No.20 Tahun 2000 )
Tarif pajak yang dikenakan atas objek
BPHTB adalah sebesar 5 % (lima persen).
VII.
Dasar Pengenaan
( Pasal 6 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No.20
Tahun 2000 )
Yang menjadi Dasar Pengenaan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP), yaitu dalam hal :
Yang menjadi Dasar Pengenaan BPHTB adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP), yaitu dalam hal :
- jual beli adalah harga transaksi;
- tukar-menukar adalah nilai pasar;
- hibah adalah nilai pasar;
- hibah wasiat adalah nilai pasar;
- waris adalah nilai pasar;
- pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai pasar;
- pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar;
- peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai pasar;
- pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai pasar;
- pemberian hak baru atas tanah diluar pelepasan hak adalah nilai pasar;
- penggabungan usaha adalah nilai pasar;
- peleburan usaha adalah nilai pasar;
- pemekaran usaha adalah nilai pasar;
- hadiah adalah nilai pasar;
- penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi
yang tercantum dalam Risalah Lelang.
- Apabila Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a sampai dengan n tidak diketahui atau lebih rendah daripada Nilai Jual Objek Pajak yang digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan.
- Apabila Nilai Objek Pajak Bumi dan Bangunan belum ditetapkan, besarnya nilai objek pajak bumi dan bangunan ditetapkan oleh menteri.
VIII. Nilai
Pasar
( Pasal 6 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No.20
Tahun 2000 )
Yang dimaksud dengan nilai pasar adalah
harga rata-rata dari transaksi jual beli secara wajar yang terjadi di sekitar
letak tanah dan atau bangunan.
IX.
Nilai Perolehan Objek Pajak Yang Tidak
Kena Pajak (NPOPTKP)
( Pasal 7 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No.20
Tahun 2000 jo. PP No.113 Tahun 2000 jo. KMK-516/KMK.04/2000
sebagaimana telah diubah terakhir dengan PMK-33/PMK.03/2008)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan PMK-33/PMK.03/2008)
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
ditetapkan secara regional paling banyak Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta
rupiah), kecuali dalam hal perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang
diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi
hibah wasiat, termasuk suami/istri, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena
Pajak ditetapkan secara regional paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
Yang dimaksud dengan Nilai Perolehan Objek
Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional adalah penetapan Nilai
Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak untuk masing-masing Kabupaten/Kota.
X.
Tata Cara untuk menentukan besarnya
NPOPTKP
( Pasal 7 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No.20
Tahun 2000 jo. PP No.113 Tahun 2000 jo. KMK-516/KMK.04/2000
sebagaimana telah diubah terakhir dengan PMK-33/PMK.03/2008)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan PMK-33/PMK.03/2008)
Tata Cara untuk menentukan besarnya Nilai
Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak adalah sebagai berikut :
- Besarnya Nilai Perolehan Objek Tidak Kena Pajak ditetapkan untuk setiap Kabupaten/Kota.
- Besarnya Nilai Perolehan Objek Tidak Kena Pajak untuk setiap Kabupaten/Kota dapat diusulkan oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahun pajak dimulai.
- Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat atas nama Menteri Keuangan menetapkan besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak dengan memperhatikan usulan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam point 2.
- Dalam hal Pemerintah Daerah tidak mengajukan usulan sebagaimana dimaksud dalam point 2, besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat atas nama Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan perkembangan perekonomian regional.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak atas nama Menteri Keuangan, menetapkan besarnya Nilai Perolehan Objek
Pajak Tidak Kena Pajak secara regional dengan ketentuan:
- untuk perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, ditetapkan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah);
- untuk perolehan hak Rumah Sederhana Sehat (RSH) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Bersubsidi, dan Rumah Susun Sederhana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 7/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman Dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui KPR Sarusun Bersubsidi, ditetapkan sebesar Rp 49.000.000,00 (empat puluh sembilan juta rupiah);
- untuk perolehan hak baru melalui program pemerintah yang diterima pelaku usaha kecil atau mikro dalam rangka Program Peningkatan Sertifikasi Tanah untuk Memperkuat Penjaminan Kredit bagi Usaha Mikro dan Kecil, ditetapkan sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
- untuk perolehan hak selain perolehan hak sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan paling banyak Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah);
- dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf d lebih besar daripada Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak untuk perolehan hak sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan sama dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana ditetapkan pada huruf d;
- dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf d lebih besar daripada Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada huruf c, maka Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak untuk perolehan hak sebagaimana dimaksud pada huruf c ditetapkan sama dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana ditetapkan pada huruf d."
XI.
Penghitungan Pajak
( Pasal 8 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No.20
Tahun 2000 )
Secara umum besarnya BPHTB yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan Nilai Perolehan Objek Pajak
Kena Pajak (NPOPKP) yang diperoleh dari Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP)
dikurangi dengan Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP), atau
lebih lengkapnya sebagaimana diuraikan pada rumus dibawah ini:
Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP)
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena
Pajak (NPOPTKP)
Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak
(NPOPKP)
Besarnya BPHTB terutang =
5 % X NPOPKP
|
XXXXX
XXXXX (-)
XXXXX
XXXXX
|
XII.
PEMBAYARAN BPHTB TERUTANG
Saat
terutang dan pelunasan BPHTB untuk:
a. Jual beli adalah
sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta, yaitu tanggal dibuat dan
ditandatanginya akta pemindahan hak di hadapan Pejabat Pembuat Akta
Tanah/Notaris;
b. Tukar-menukar adalah
sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
c. Hibah adalah sejak
tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta;
d. Waris adalah sejak
tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan haknya ke Kantor Pertanahan;
e. Pemasukan dalam
perseroan atau badan hukum lainnya adalah sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta;
f. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah sejak tanggal
dibuat dan ditandatanganinya akta;
g. Lelang adalah sejak
tanggal penunjukan pemenang lelang, yaitu tanggal ditandatanganinya Risalah
Lelang oleh Kepala Kantor Lelang Negara atau kantor lelang lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memuat antara lain nama
pemenang lelang.
h. Putusan hakim adalah
sejak tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
i. Hibah wasiat adalah
sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan haknya ke Kantor
Pertanahan;
j. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak;
j. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya surat keputusan pemberian hak;
k. Pemberian hak baru
di luar pelepasan hak adalah sejak tanggal ditandatangani dan diterbitkannya
surat keputusan pemberian hak;
l. Penggabungan usaha adalah sejak tanggal
dibuat dan ditanda tanganinya akta;
m. Peleburan usaha
adalah sejak tanggal dibuat dan ditanda-tanganinya akta;
n. Pemekaran usaha
adalah sejak tanggal dibuat dan ditanda-tanganinya akta;
o. Hadiah adalah sejak
tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta.
XIII. Tempat BPHTB Terutang
Tempat BPHTB terutang
adalah :
1. wilayah
Kabupaten,
2. Kota,
atau
3. Propinsi
yang meliputi letak tanah dan atau bangunan.
Diposting oleh dewi blog di 19.16
Langganan:
Postingan (Atom)
Copyright © dededewi. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block in collaboration with Blog and Web
Wordpress theme by N.Design Studio
Columnized by MangoOrange and supported by Web Hosting Geeks